Minggu, 01 Juli 2012

Bagaimana Budaya Mempengaruhi Kehidupan Kita ?


  Kita hadir di Bumi terlahir dengan kebiasaan dan budaya yang berbeda-beda. Hal ini terjadi karena banyak faktor; kebiasaan orang-orang terdahulu, letak wilayah/geografis, dan beberapa hal lainnya. Keragaman budaya-pun menghasilkan keragaman aktivitas hidup bersosial yang sepintas tampak berbeda, namun pada dasarnya adalah sama. Saya sendiri memang tidak begitu memahami banyak hal akan ilmu sosial dan budaya. Tapi dari pengalaman hidup ini, saya milihat sebenarnya budaya yang berkembang dalam suatu kehidupan sosial tidaklah berbeda untuk setiap wilayah. Karena sebenarnya Tuhan sudah menetapkan hal yang sama kepada makhluknya, untuk saling menjaga dan mengelola Bumi ini agar senantiasa dalam kondisi sehat dan sejahtera beserta seluruh isinya. Saya tidak pernah menyalahkan keragaman budaya dan kebiasaan hidup bersosial antar satu wilayah dengan wilayah yang lain.

  Justru saya melihat tidak ada yang salah dari keragaman itu sendiri. Saya melihat Tuhan sedang menguji kita dengan keragaman itu sendiri, apakah kita faham akan maksud dan tujuan Tuhan menjadikannya demikian. Tuhan ingin melihat sejauh mana dan seberapa besar akal yang diberikan-Nya dapat kita manfa’atkan untuk menjaga keseimbangan Alam Semesta ini. Maka, apa yang hari ini terjadi antar suatu kelompok masyarakat dengan masyarakat yang lain dari skup kecil hingga skup yang lebih luas tidak akan terjadi jika isyarat yang diberikan Tuhan itu dijawab dengan satu tujuan yang Adil sebagaimana Tuhan telah melimpahkan kepada nikmat yang tak terhingga jumlah dan bentuknya. Dan seharusnya, keragaman itu baiknya disyukuri. Karena keragaman itu adalah sumber kekayaan yang tak terhingga manfa’atnya untuk kehidupan kita selaku wakil Tuhan di Bumi ini. Semoga, keragaman yang kita temukan dalam keseharian dapat menambah perbekalan kita untuk menata kehidupan yang penuh keragaman budaya dan kehidupan sosial ini menjadi bermanfa’at dan lebih baik dalam prosesnya

Pengaruh Cinta Kasih dalam Perkembangan Kehidupan Seseorang


  Hakikat Cinta Kasih
      Cinta merupakan sesuatu istilah yang sulit untuk dibatasi secara jelas, tetapi sulit juga diingkari bahwa cinta adalah salah satu kebutuhan hidup manusia yang cukup fundamental. Secara sederhana cinta bias dikatakan sebagai paduan rasa simpati antara dua makhluk, bukanhanya antara pria dan wanita, tetapi juga pria dengan pria atau wanita dengan wanita. Contohnya cinta kasih seorang ayah terhadap anak laki-lakinya atau ibu dengan anak perempuannya. Cinta memang erat dengan kehidupan manusia. Tidak pernah selintas pun orang berfikir bahwa cinta itu tidak penting. Namun demikian, hamper setiap orang tidak pernah berfikir tentang apa dan bagaimana cinta itu. Padahal cinta bias diibaratkan sebagai sebuah seni yang sebagaiamana bentuk selainnya sangat memerlukan pengetahuan dan latihan untuk bias menggapainya dan sebagaimana lazimnya mempelajari sesuatu seni, maka dibutuhkan pengetahuan teoritis telebih dahulu sebelum menguasai prakteknya. Akan tetapi kedua unsure itu saja belkum cukup, masih harus dilengkapi dengan sesuatu sikap bahwa menguasai seni adalah tujuan tertinggi. Cinta adalah sesuatu kegiatan yang membutuhkan kreativitas dan bukan merupakan pengaruh yang pasif. Lebih tegas lagi bias dikatan bahwa cinta itu terutama terletak pada aspek memberi bukan menerima.
  
 Manusia dan Cinta Kasih
      Cinta amat penting dalam kehidupan umat manusia belumlah sempurna hidup seseorang itu jika di dalam hidupnya tak pernah di hampiri perasaan cinta. Karena cinta manusia di dunia ini tidak hanya seseorang diri, melainkan selalu melibatkan pihak lain. Pihak lain yang dimaksud di sini bukanhanya orang lain, melainkan juga benda-benda atau makhluk lain. Karena cinta itulah kehidupan itu ada. Manusia itu berbuat atau melakukan sesuatu karena dorongan perasaan cinta. Dalam diri setiap manusia terdapat 2 sumber kekuatan yang menggerakkan manusia untuk bberbuat dan bertngkah laku, termaksud dalam hal cinta pun dipengaruhi oleh 2 sumber tersebut. Dua sumber itu adalah akal busi dan nafsu. Cinta yang digerakkan oleh akal budi disebut cinta tanpa pamrih/cinta sejati, sedangkan cinta yang digerakkan oleh nafsu disebut cinta pamrih atau dikenal dengan istilah ada udang dibalik batu2. Dalam cinta kasih/cinta sejati tidak ada kehendak untuk mmiliki menguasai, yang ada hanyalah rasa solidaritas, rasa senasib dan sepenanggungan yang tumbuh rasa secara wajar serta bersifat suka rela. Cinta sejati sedikitpun tidak ada hubungannya dengan kenikmatan/keinginan3, cinta sejati tidak menimbulkan kewajiban melainkan tanggung jawab4. Demikianlah wujud cita terhadap sesama manusia yang harus kita tumbuhkan dalam hati nurani. Maka cinta kasih itu akan meliputi seluruh bumi, tanpa melihat suku bangsa, warna kulit, agama, dan sebagainya. Serta tidak mengenal batas waktu. Cinta kasih tidak mengenal iri, cemburu, persaingan dan sebangsanya. Yang ada adalah perasaan yang sama dengan perasaan yang ada pada orang yang icintainya. Bagi cinta kasih pengorbanan adalah suatu kebahagiaan sebaliknya ketidak mampuan membahagiakan orang yang dicintai/dikasihi adalah suatu penderitaan.
   
 kesimpulan 
    Manusia adalah makhluk sosiual yang akan selalu berdampingan dengan orang lain, maka cinta kasih, kasih saying, kemesraan dimana saling memberi dan tidak hanya menerima. Segi baik adalah hal-hal yang berkaitan dengan cinta, karena cinta mengandung unsur-unsur positif untuk menjalani kehidupan kita sebagaimana kita sebagai manusia makhlik ciptaan Tuhan. Sedangkan seginyang tidak baik adalah hal-hal yang berkaitan dengan penderitaan dan keadilan. Sungguh tidak menyayangkan jika kita mengalami penderitaan dan hal-hal buruk lainnya.

MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB


    Menurut Kamus Tanggung Jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya, sehingga bertanggung jawaab menurut kamus umum adalah berkewajiban menanggung jawab, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya. seorang mahasiswa mempunyai kewajiban belajar, bila belajar maka hal itu berarti ia telah memenuhi kewajibannya, dan juga dia telah bertanggung jawab atas kewajibannya. dan bila mahasiswa malas belajar dan ia sadar akan hal itu tetapi tetap tidak mau belajar dengan berbagai alasan, berarti si mahasiswa itu tidak memenuhi kewajibannya, berarti pula ia tidak bertanggung jawab.

MACAM-MACAM TANGGUNG JAWAB
    Manusia itu berjuang memebuhi keperluannya sendiri/untuk keperluan pihak lain, untuk itu ia menghadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi lingkungan alam.
A. Tanggung Jawab Terhadap Diri Sendiri Tanggung jawab terhadap diri sendiri menurut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi.
 B. Tanggung Jawab Terhadap Keluarga Keluarga merupakan masyarakat kecil, sebuah keluarga terdiri dari suami istri, ayah ibu dan anak-anak,. tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga.
C. Tanggung Jawab Terhadap Masyarakat Pada hakekatnya manusia tidak dapat hidup sendiri jadi manusia membutuhkan bantuan orang lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai mahluk sosial, karena membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain. sehingga dengan demikian manusa disini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat lain agar melangsungkan hidupnya dalam masyarakat.
D. Tanggung Jawab Kepada Bangsa/Negara Suatu kentaan bahwa tiap manusa, tiap individu adalah warga negara suatu negara. dalam berfikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara.
E. Tanggung Jawab Terhadap Tuhan Tuhan menciptakan manusia bukanlah tanpa tanggung jawab, malainkan untuk mengisi kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab langsung terhadap tuhan. sehingga tindakan manusia tidak lepas dari hukuman tuhan yang di tuangkan dalam berbagai kitab suci di berbagai agama.

Manusia dan Harapan


A. PENGERTIAN HARAPAN.
   Setiap manusia mempunyai harapan yang berbeda-beda. Manusia tanpa adanya harapan berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan itu sendiri. Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi, sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan kita.

B. HARAPAN DAN CITA-CITA
  Harapan hampir mirip dengan cita-cita, hanya saja biasanya cita-cita itu adalah sesuatu yang diinginkan setinggi -tingginya, sedangkan harapan itu tidak terlalu muluk. Meskipun demikian, harapan dan cita-cita memiliki kesamaan, yaitu : 1. Keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud. 2. Pada umumnya baik cita-cita maupun harapan adalah menginginkan hal yang lebih baik atau lebih meningkat.

C. SEBAB-SEBAB MANUSIA MEMPUNYAI HARAPAN
   Ada 2 hal yang menyebabkan seseorang memiliki harapan, yaitu :
1. Dorongan Kodrat Kodrat adalah sifat, keadaan atau pembawaan alamiah yang sudah terwujud dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, sedih, dan bahagia. Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat, dan hidup bersama dengan manusia lain. Dengan kodrat inilah, manusia memiliki harapan. 
2. Dorongan Kebutuhan Hidup Manusia memiliki kebutuhan hidup, umumnya adalah kebutuhan jasmani dan rohani. Untuk memenuhi kebutuhan itu manusia harus bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini disebabkan karena kemampuan manusia sangat terbatas baik kemampuan fisik maupun kemampuan berpikirnya. Menurut Abraham Maslow, sesuai dengan kodratnya, harapan atau kebutuhan manusia itu adalah :
a. Kelangsungan hidup (survival).
b. Keamaanan (safety).
c. Hak dan kewajiban untuk mencintai dan dicintai (be loving and loved).
d. Diakui lingkungan (status).
e. Perwujudan cita-cita (self-actualization). Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup maka manusia mempunyai harapan. Karena pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

D. PENGERTIAN KEPERCAYAAN
   Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Ada jenis pengetahuan yang dimiliki seseorang, bukan karena hasil penyelidikan sendiri, melainkan karena diterima orang lain. Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas orang lain itu disebabkan karena orang itu dipercaya. Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan artinya diberikan Tuhan, baik langsung atau tidak langsung kepada manusia. Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
1. Kepercayaan Pada Diri Sendiri Kepercayaan kepada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya kepada diri sendiri pada hakekatnya adalah kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
 2. Kepercayaan Kepada Orang Lain Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya kepada terhadap kata hatinya, atau terhadap kebenarannya. Karena ada ucapan yang berbunyi ” orang dipercaya karena ucapannya”.
3. Kepercayaan Kepada Pemerintah Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, dan milik rakyat. Rakyat adalah negara dan rakyat itu menjelma pada negara. Seseorang mempunyai arti hanya dalam masyarakat, dan negara. Hanya negara sebagai keutuhan (totalitas) yang ada, sehingga kedaulatan mutlak pada negara. Satu-satunya yang mempunyai hak adalah negara. Manusia perseorangan tidak mempunyai hak, tetapi hanya kewajiban. Karena itu jelaslah bagi kita, baik teori maupun pandangan teokratis atau demokratis negara pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber kebenaran. Sehingga wajar jika manusia sebagai warga negara percaya kepada negara dan pemerintah.
4. Kepercayaan Kepada Tuhan Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan itu amat penting karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan manusia dengan Tuhannya. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran adanya Tuhan. Oleh karena itu, jika manusia ingin memohon pertolongan kepadaNya, maka manusia harus percaya kepada Tuhan.

 E. KEBENARAN
    Kebenaran sangat penting bagi manusia, karena memiliki arti khusus bagi hidupnya. Kebenaran merupakan fokus dari segala pikiran, sikap dan perasaan. Menurut Dr. Yuyun Suriasumantri dalam bukunya “Filsafat Ilmu” sebuah pengantar populer, ada 3 teori kebenaran, yaitu :
1. Teori Koherensi atau Konsistensi Yaitu suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan tersebut bersifat koherensi atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
2. Teori Korespondensi Yaitu suatu teori yang menjalankan bahwa suatu pernyataan benar jika materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkoresponden (berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut.
3. Teori Pragmatis Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.

KARYA SASTRA DAN KEHIDUPAN


    Sastra dan manusia serta kehidupannnya persoalan yang selalu menarik dibahas. Sastra berisi manusia dan kehidupannya. Manusia dan kehidupannya berkait rapat dengan kehidupan sastra. Manusia menghidupi sastra. Kehidupan sastra adalah kehidupan manusia. Manusia beragam melahirkan hubungan sastra dan agama. Manusia beraksi menumbuhkan ekspresi perlawanan. Manusia berbangsa mengembangkan rasa kebangsaan melalui sastra. Manusia berekonomi menggambarkan keterkaitan ekonomi dan sastra. Manusia berprofesi buruh menumbuhkan pikiran dan rasa keburuhan dalam sastra. Manusia penghuni pesantren melahirkan sastra pesantren. Manusia sebagai antropolis bergandengtangan dengan sastra dalam memahami kehidupan manusia. Manusia multikultural tergambar dalam kehidupan dunia sastra multikultural.Manusia berkonflik budaya dan sastra wadah menuju kedewasaan kehidupannya. Manusia bersastra gambaran kehidupan sosial budayanya. Manusia bersastra menjaga kedamaian kehidupannya. Manusia berkopi sastra cerminan kehidupannya bervariasi. Manusia berprofesi sastrawan tidak kalah penting dengan politisi atau teknokrat. Manusia berkehidupan ilmiah dalam sasta melahirkan kritik sastra dan eksperimentasi sastra. Manusia hidup secara global menumbuhkan sastra global. Manusia berkomunikasi dengan telkom yang menyatakan aktivitas dengan sastra. Manusia mengkritik kehidupannya dengan menempatkan sastra sebagai alatnya. Manusia mengumpulkan karya sastranya.
   
    Namun, berpersoalan antarsesamanya. Biasa namanya pun manusia. Manusia berpemerintahan yang seharusnya bertanggung jawab terhadap kehidupan sastra. Kita tunggu perhatiannya dan pelaksanaannya. Manusia berpunya aliran dalam kehidupannya. Lahirlah sastra “kabur” atau absurd. Pelajari agar dipahami. Karya sastra berisi kehidupan manusia, yaitu pengalaman hidupnya. Jika pun meninggal dunia, pengalamannya abadi dalam karyanya. Terekam dalam kalimat-kalimat yang bercermin pemikiran, perasaan, dan harapan yang dapat dibaca manusia lain. Manusia selalu bereksperimen dalam hidupnya. Lalu masuk dalam dunia sastra eksperimen satu ke eksperimen lain membuat karya warna baru. Sastra harus dibina, kalau tak bisa “binasakan” pembinanya karena tak betanggung jawab. Ingat hal ini penting sebagai wujud kelanjutan bersastra Indonesia. Masih banyak lagi hubungan sastra dan manusia., Baca saja sampai habis agar dipahami dan ditindaklanjuti. Terima kasih kepada teman-teman yang mengusulkan esai sastra tercecer dibukukan. Semoga saja bermanfaat dan menjadi amal ibadah pada-Nya. Amin.

Gambaran keadilan hukum di indonesia


    Setelah satu dekade reformasi hukum di negeri ini, nampaknya warna keadilan di Indonesia masih abu-abu. Tidak ada kejelasan merupakan gambaran yang tepat untuk menggambarkan hukum negeri ini. Perkumpulan untuk Pembaharuan Hukum berbasis Masyarakat dan Ekologis (HuMa) mengadakan seminar terbuka bertajuk Staganasi Hukum di Indonesia yang diadakan di Setiabudi Building, Jakarta, Kamis (5/8). Dalam seminar tersebut, salah satu anggota HuMa Asep Yunan F menyoroti kinerja hukum di negara ini yang cenderung diam dan tidak bergerak.

   Menurutnya ada beberapa faktor utama yang menyebabkan stagnasi hukum di Indonesia. Diantaranya adalah yang menurutnya paling penting yaitu politik dan arah pembaruan hukum yang elitis karena agenda-agenda pembaharuan hukum sejatinya masih dikontrol oleh negara dan organisasi-organisasi internasional.
"Yang tidak kalah pentingnya adalah faktor kebobrokan mental para penegak hukum di negeri ini yang sarat korupsi dan melahirkan mafia-mafia hukum," ujar Asep.
 
   Selanjutnya adalah faktor kualitas legislasi nasional dan daerah yang rendah. "Produk legislasi di tingkat nasional oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) bukan hanya tidak mampu memenuhi target produk undang-undang, tapi bermasalah pada sisi kualitas. DPR periode 2004-2009 hanya mampu memenuhi 68% dari target pembahasan RUU. Asep juga menambahkan faktor lain yakni Mahkamah Konstitusi (MK) yang memiliki peran penting sebagai the Guardian of the Constitution lebih banyak dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok elite bangsa ini. Dan yang terakhir adalah ketidakmampuannya institusi-institusi hukum dan pemerintah di negeri ini menyelesaikan konflik yang melibatkan masyarakat banyak terutama masyarakat marginal atau miskin dengan cara memenuhi rasa keadilan rakyat. "Jika faktor penyebab stagnasi hukum ini tidak segera dicari jalan keluarnya, akan dengan segera berujung pada kematian negara hukum Indonesia," tutup Asep. (*/OL-2)

Penyakit Hati dan Penangkalnya


     Setiap manusia tentu memiliki hati. Hati inilah yang mempengaruhi tabiat dan sifat seseorang. Apabila hati ini baik, maka manusia tersebut akan memiliki sifat yang terpuji. Namun jika hati yang dimiliki seorang manusia telah penuh dengan niat jahat, dapat dipastikan bahwa tingkah laku orang tersebut tidak akan jauh dari tindakan yang merugikan orang lain. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah Muhammad saw:
  “Ketahuilah, sesungguhnya pada setiap jasad ada sekerat daging, apabila dia baik maka baik seluruh anggota jasad, apabila dia jelek maka jelek semua anggota jasad, ketahuilah dialah hati.” (HR. Bukhori)

Perubahan sifat yang ada dalam hati ini terjadi dengan sangat cepat. Semua itu terjadi semata karena kekuasaan yang dimilii Allah SWT. Dia-lah yang membolak-balikkan hati manusia sesuai dengan kehendak-Nya. Perhatikan sabda Rasulullah saw berikut:
“Dinamakan hati (al-qolbu) karena cepatnya berubah.”(HR. Ahmad) “Perumpamaan hati adalah seperti sebuah bulu di tanah lapang yang diubah oleh hembusan angin dalam keadaan terbalik.” (HR. Ibnu Abi Ashim)
“Sesungguhnya hati-hati anak Adam berada di antara dua jari-jari Alloh layaknya satu hati, Dia mengubah menurut kehendak-Nya.” (HR. Muslim)
“Ya Alloh, Dzat yang membolak-balikkan hati, condongkanlah hati kami untuk selalu taat kepada-Mu.” (HR. Muslim)

    Meskipun demikian, kita harus terus berupaya untuk menjaga hati kita agar tidak terkena penyakit hati, yang menyebabkab kita tersesat dari jalan yang diridhoi Allah SWT. Begitu banyak penyakit yang dapat hinggap dalam hati kita, baik kita sadari maupun tidak. Penyakit-penyakit hati tersebut dapat diketahui dengan melihat perilaku yang ditampilkan oleh seseorang dalam kesehariannya. Perilaku yang mencerminkan rusak dan sakitnya hati seseorang diantaranya adalah:

  1. Melakukan kedurhakaan dan dosa Di antara manusia ada yang melakukan kedurhakaan terus-menerus dalam satu jenis perbuatan. Ada pula yang melakukan dalam beberapa jenis bahkan semuanya dilakukan dengan terang-terangan, padahal Rosululloh bersabda: “Setiap umatku akan terampuni kecuali mereka yang melakukan kedurhakaan secara terang- terangan.” (HR. Bukhori)

2. Merasakan kekerasan dan kekakuan hati Keras dan kakunya hati seseorang membuat orang itu tidak memiliki sensitifitas terhadap masalah-masalah yang menimpa saudaranya sesame muslim. Hal ini karena ia tidak akan mampu dipengaruhi oleh apapun juga, dan hanya akan bertumpu pada keinginan pribadinya.

3. Tidak tekun beribadah Ketekunan dalam beribadah merupakan sesuatu hal yang wajib kita laksanakan. Dalam beribadah kita harus benar-benar memperhatikan dengan seksama setiap gerakan dan ucapan/bacaan serta doa. Sedangkan orang yang hatinya mulai diliputi oleh “penyakit” tidak akan mampu tekun dan memperhatikan apa yang dilakukannya dalam beriadah.

4. Malas dalam ketaatan dan ibadah Kalaupun ia beribadah, maka ibadah tersebut hanyalah sekedar rutinitas belaka, dan “kosong”. Masuk dalam kategori ini ialah perbuatan–perbuatan yang tidak dilakukan dengan mempedulikan nilai dari perbuatan tersebut atau meremehkan waktu-waktu yang tepat untuk melakukannya. Misalnya, melakukan sholat-sholat di akhir waktu, atau menunda-nunda haji padahal sudah ada kemampuan untuk melaksanakan.

5. Perasaan gelisah dan resah karena masalah yang dihadapi

6. Tidak tersentuh kandungan ayat-ayat suci Al Qur’an

7. Lalai dalam dzikir dan doa

8. Lalai dalam amar ma’ruf nahi munkar Bara ghiroh dalam hati telah padam, tidak menyuruh kepada yang ma’ruf, tidak pula mencegah dari yang mungkar. Pada puncaknya, dia tidak mengetahui yang ma’ruf dan tidak mengetahui yang mungkar. Segala urusan dianggap sama

9. Gila kehormatan dan popularitas Termasuk di dalamnya, gila terhadap kedudukan ingin tampil sebagai pemimpin yang menonjol dan tidak dibarengi dengan kemampuan yang semestinya. “Sesunguhnya kamu sekalian akan berhasrat mendapatkan kepemiminan dan hal ini akan menjadi penyesalan pada hari kiamat.” (HR. Bukhori)

10. Bakhil dan kikir atas hartanya Allah SWT memuji orang-orang Anshor dengan firman-Nya: “… dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. al-Hasyr [59]: 9) Rosulullah saw bahkan bersabda : “Tidaklah berkumpul pada hati seorang hamba selama-lamanya sifat kikir dan keimanan.” (HR. Nasai)

 Penyembuhan
 Perilaku tersebut diatas dapat dijadikan indikator awal akan adanya penyakit pada hati seseorang. Meskipun demikian, kita dapat menyembuhkan hati yang sakit tersebut dengan beberapa cara. Hal ini untuk mempertahankan keimanan yang ada dalam hati kita.

keindahan moral generasi muda


Idealisme keindahan moral pada generasi muda bisa di lihat dari bagaimana dia berucap,berprilaku,bersopan santun. Sebuah keindahan idealisme akan tumbuh baik jika di imbangi dengan perilaku baik pula. moral pemuda pada era sekarang cenderung menurun. Banyak faktor yang menyebabkan menurunnya keindahan moral terhadap generasi muda. Yaitu, longgarnya pegangan terhadap agama . Sudah menjadi tragedi dari dunia maju, dimana segala sesuatu hampir dapat dicapai dengan ilmu pengetahuan, sehingga keyakinan beragam mulai terdesak, kepercayaan kepada Tuhan tinggal simbol, larangan-larangan dan suruhan-suruhan Tuhan tidak diindahkan lagi. Dengan longgarnya pegangan seseorang peda ajaran agama, maka hilanglah kekuatan pengontrol yang ada didalam dirinya. Dengan demikian satu-satunya alat pengawas dan pengatur moral yang dimilikinya adalah masyarakat dengan hukum dan peraturanya. Namun biasanya pengawasan masyarakat itu tidak sekuat pengawasan dari dalam diri sendiri. Karen pengawasan masyarakat itu datang dari luar, jika orang luar tidak tahu, atau tidak ada orang yang disangka akan mengetahuinya, maka dengan senang hati orang itu akan berani melanggar peraturan-peraturan dan hukum-hukum sosial itu. Dan apabila dalam masyarakat itu banyak ornag yang melakukuan pelanggaran moral, dengan sendirinya orang yangkurang iman tadi tidak akan mudah pula meniru melakukan pelanggaran-pelanggaran yang sama. Tetapi jika setiap orang teguh keyakinannya kepada Tuhan serta menjalankan agama dengan sungguh-sungguh, tidak perlu lagi adanya pengaewasan yang ketat, karena setiap orang sudah dapat menjaga dirinya sendiri, tidak mau melanggar hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan Tuhan.